Ahlussunnah, ya, nama yang sering
disebut-sebut media sebagai pembuat onar, banyak media massa menilai Ahlus
Sunnah Wal Jamaah dengan sudut pandang
yang salah, padahal hal itu sangatlah tidak benar, Ahlu As Sunnah Wal
Jamaah atau yang lebih spesifik lagi aliran Nahdlatu Ulama (NU) adalah aliran
anti kekerasan.
Kita sebagai santri yang berasaskan
ASWAJA tentu tidak terima dengan hal itu. Tapi, kenapa hal itu bisa terjadi?.
Ya karena kita sebagai penganut ASWAJA sendirilah yang ketinggalan teknologi
sehingga, mudah diperdaya oleh kelompok lain dan mempropagandakan masalah yang
sebenarnya bukan ulah kita sebagai penganut ASWAJA. Mereka dengan mudah
mebolak-balikkan fakta melalui media teknologi dan informatika.
Dengan fenomena-fenomena yang banyak kita saksikan ini, sehingga para santri tergerak untuk ikut serta dalam WORKSHOP TIK MASUK PESANTREN yang diselenggarakan oleh MAJLIS MUWASHOLAH BAINA ULAMA IL MUSLIMIN yang bekerjasama dengan relawan UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL dan didukung oleh TELKOM DAN KOMINFO, yang diselenggarakan di pondok-pondok pesantren di Jawa Timur, dan sampailah giliran kabupaten Probolinggo yang kedatangan tamu berharga ini. Tepatnya di pesantren Al Mashduqiyah Kraksaan. yang dilaksanakan pada tanggal 30 januari s/d 01 Pebruari 2013 yang dihadiri kurang lebih tiga puluh delegasi dari pesantren-pesantren di kabupaten Probolinggo. Acara ini juga untuk menghilangkan anggapan masyarakat tentang santri yang hanya bisa mengaji, namun hal itu tidaklah benar, dengan bertajuk pada SOCIAL MEDIA dan VIDEO STREEMING yang sangat membantu dalam penyebaran dakwah melalui media internet dan teknologi informatika.
dengan semangat dakwah yang kuat para santri delegasi ini belajar bagaimana mengoperasikan social media sebagai media dakwah mereka dengan dukungan video streeming yang memperlengkap media dakwah para santri ini. Mereka sedikit banyak mengetahui pentingnya internet sebagai sarana dakwah. dan mendapatkan pelajaran berharga bahwa pesantren tidak harus menyetop masuknya internet ke pesantren-pesantren, karena pada awalnya pesantren menganggap internet sebagai media perusak umat, namun dengan pengawasan yang benar dan pelatihan internet sehat seperti inilah yang akan merubah pola pikir pesantren tentang internet dari media perusak menjadi media pembantu yang sangat berguna.Jika beberapa tahun ke depan bangsa Indonesia baik santri maupun bukan, bisa menggunakan internet secara sehat, niscaya bangsa ini akan menjadi panutan bagi bangsa-bangsa lain dalam hal tekhnologi informatika.
Baru buat blog, walau agak sulit tapi menyenagkan
BalasHapus